Payudara sudah dipersiapkan sejak mulai terlambat datang bulan hingga
pada waktunya, untuk dapat memberikan ASI yang sempurna. Untuk
memperlancar pengeluaran ASI, payudara harus sudah disiapkan dengan
melakukan masase, menghilangkan kerak pada putting susu, sehingga
duktusnya tidak tersumbat, dan putting susu pada saat mandi perlu
ditarik-tarik sehingga menonjol untuk memudahkan menghisap ASI.
1. Pengertian dari mastitis.
Mastitis berarti radang yang terjadi pada payudara.
Peradangan
pada payudara adalah suatu hal yang sangat biasa pada wanita yang
pernah hamil, bahkan pada keadaan tidak hamilpun kadang-kadang kita
temukan mastitis.
2. Tanda-tanda mastitis.
Tanda-tandanya
adalah rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu yang berakibat
pada demam, penderita merasa lesu, tidak ada nafsu makan, payudara
membesar, nyeri dan terjadi perubahan warna kulit (merah pada kulit),
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan.
3. Patofisiologi.
Sesudah
bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun
dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi
prolaktin waktu hamil, dan sangat di pengaruhi oleh estrogen, tidak
dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon
ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air
susu, tetapi untuk mengeluarkan dibutuhkan refleks yang menyebabkan
kontraksi sel-sel mioepitel yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil
kelenjar-kelenjar tersebut. Refleks ini timbul bila bayi menyusui.
Apabila
bayi tidak menyusu dengan baik, atau jika tidak dikosongkan dengan
sempurna, maka terjadi bendungan air susu yang merupakan awal dari
terjadinya mastitis dan jika tidak mendapatkan penanganan yang baik maka
akan timbul abses. Mastitis juga dapat disebabkan karena payudara yang
tidak dirawat dengan baik, sehingga mengakibatkan putting susu pecah
yang merupakan porte de entre dari kuman Stafilokokus Aureus, dan jika
tidak mendapatkan penanganan yang tidak baik maka akan berlanjut ke
abses.
4. Pembagian dari mastitis.
Mastitis ada 2 yaitu:
- Mastitis gravidarum.
- Mastitis puerperalis
Penyakit ini boleh dikatakan hampir selalu timbul pada waktu hamil dan laktasi.
Sedangkan mastitis berdasarkan tempatnya dapat dibedakan menjadi:
- Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mammae.
- Mastitis ditengah-tengah mammae yang menyebabkan abses ditempat itu.
- Mastitis pada jaringan dibawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses antara mammae dan otot-otot dibawahnya.
5. Kuman penyebab mastitis dan cara masuknya kuman.
Terjadi
bendungan ASI merupakan awal dari infeksi payudara. Pada umumnya yang
dianggap pemicu adalah putting susu yang luka atau lecet, dan kuman yang
menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus. Bakteri yang sering
menyebabkan infeksi payudara yang ditemukan pada pambiakan pus adalah
Stafilokokus Aureus.
6. Tingkatan mastitis, pengobatan dan cara penanganannya.
Tingkat mastitis ini ada 2 yaitu:
- Tingkat awal peradangan (non infeksi).
Pada
tingkatan ini mastitis sering diakibatkan oleh bendungan ASI. Hal ini
terjadi karena proses menyusui yang tidak berjalan dengan baik, dimana
bayi tidak secara maksimal mendapatkan ASI.
Pada peradangan dalam
taraf permulaan penderita hanya merasa nyeri setempat, taraf ini cukup
memberi penyangga pada mammae itu dengan kain tiga segi, agar tidak
menggantung yang memberika rasa nyeri, dan disamping itu perlu diberikan
antibiotika.
Dalam hal antibiotika dapat dikemukakan bahwa kuman
dari abses yang dibiakkan dan diperiksa resistensinya terhadap
antibiotika ternyata banyak yang resistensi terhadap penisilin dan
streptomisin. Knight dan Nolan dari Royal Infirmary di Edinburgh
mengemukakan bahwa stafilokokus aureus yang dibiakkan, 93% resisten
terhadap penisilin dan 55% terhadap streptomisin, akan tetapi hampir
tidak resisten terhadap linkosin dan oksasilin, yang diberikan 500 mg
setiap 6 jam selama 7-10 hari dan kalau ternyata alergis terhadap
obat-obat ini, eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10 hari.
Bantu agar ibu tetap meneteki, dianjurkan untuk menyangga payudaranya
dan melakukan kompres hangat sebelum meneteki untuk mengurangi bengkak
dan nyeri. Berikan parasetamol 500 mg dan ibu perlu dievaluasi selama 3
hari.
- Tingkat abses (infeksi)
Infeksi payudara dapat berlanjut
menjadi abses. Dari tingkat radang ke abses berlangsung sangat cepat
karena oleh radang duktulus-duktulus menjadi edematous, air susu
terbendung, dan air susu yang terbendung itu segera bercampur dengan
nanah. Gejala abses ini pada ibu yang menderita mastitis infeksi adalah
warna kulit menjadi merah, nyeri bertambah hebat di payudara, kulit
diatas abses mengkilap dan suhu tinggi (39-400C), sehingga ibu mengalami
demam, dan pada pemeriksaan ada pembengkakan, dan dibawah kulit teraba
cairan. Dan bayi dengan sendirinya tidak mau minum pada payudara yang
sakit, seolah-olah dia tahu bahwa susu yang sebelah itu campur nanah.
Didaerah payudara ini akan terlihat daerah kemerahan yang jelas.
Meskipun demikian laktasi tidak harus disupresi karena mastitis. Ibu
harus didorong untuk selalu mengeluarkan ASInya dengan menggunakan pompa
atau secara manual, karena tindakan mempertahankan aliran ASI akan
mengurangi jumlah mikroorganisme. Kompres hangat sebelum menyusui untuk
mengurangi bengkak dan nyeri. Berikan parasetamol bila perlu dan lakukan
evaluasi selama 3 hari.
Barikan antibiotika kloksasilin 500mg per
oral 4 kali sehari selama 10 hari, atau eritromisin 250 mg per oral 3
kali sehari selama 10 hari.
Lakukan insisi. Lakukan insisi radial
dari batas putting ke lateral untuk menghindari cedera. Anestesia umum
dianjurkan. Tampon dan drain dilepaskan setelah 24 jam, ganti dengan
tampon kecil. Jika masih banyak pus tetap berikan tampon dalam lubang.
Bidan
sebagai tenaga medis harus dapat meningkatkan usaha preventif dan
promotif terhadap perawatan payudara dengan jalan mengajarkan tentang
cara pemeliharaan payudara, cara pemberian ASI yang benar, memberikan
ASI secara bergantian kanan dan kiri dan diberikan sampai payudara
kempes. Pemeliharaan payudara pada saat hamil dipersiapkan untuk masa
laktasi. Dengan memakai BH yang longgar, maka perkembangan payudara
tidak terhalang. Putting susu diperhatikan agar tetap bersih dan
ditarik-tarik agar menonjol dan memudahkan pemberian ASI.
0 komentar:
Posting Komentar